Sumbawa,Media Buser Bima - Untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan alam lingkungan agar tetap lestari yaitu harus membangun kesadaran masyarakatnya sehingga alam tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia.
Untuk membangun kesadaran itu, masyarakat adat melakukan ritual adat. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat adat Koeng Tatar Sumbawa Barat yang melakukan ritual adat Ai Kabubuk, Selasa (22/12) yang lalu.
Ritual adat Ai Kabubuk merupakan sebuah sendang yang ada di tengah-tengah hutan adat Koeng Tatar, ritual ini dimaksudkan untuk meminta keselamatan dan kesejahteraan bersama pada umumnya dan khusunya masyarakat adat Koeng Tatar.
Ketua masyarakat adat Koeng Tatar, Syafruddin Ismanta saat ditemui di Tatar Sumbawa Barat, mengatakan, bahwa ritual adat Ai Kabubuk sudah berjalan dari generasi ke generasi, termasuk untuk membayar nazar.
Ritual ini juga, kata Syafrudin untuk mengobati beberapa jenis penyakit supranatural dan penyakit kulit.
Sementara itu, sehari setelahnya pada Rabu (23/12) masyarakat adat Pedukuan Talonang juga mengadakan ritual adat Basaturin (turun berang atau sungai).
Ketua adat Pedukuan Talonang Jamaluddin mengatakan, ritual tersebut yaitu membuang sesuatu ke sungai dimaksudkan untuk memohon kepada Allah SWT selaku penguasa alam semesta sehingga masyarakat adat diberi kelimpahan Rahmat dan karunianya berupa rejeki yang berlimpah.
Dalam ritual itu juga diharapkan tanaman yang ditanam oleh masyarakat adat agar dapat mencukupi kebutuhan hidup dan masyarakat dapat hidup sejahtera lahir dan bathin.
Sejalan dengan Syafruddin dan Jamaludin, ketua BPH (badan pengurus harian) aliansi masyarakat adat Nusantara Daerah (AMANDA) Sumbawa, Jasadi Gunawan dalam rilisnya mengatakan, bahwa ritual adat dapat dijadikan potensi wisata yang dapat mendatangkan nilai ekonomi dan keselarasan sosial dan budaya untuk level desa untuk dijadikan sumber pendapatan asli daerah (PADes) bagi desa-desa yang mempunyai masyarakat adat.
Lebih lanjut, Jas mengatakan, potensi wisata dalam bentuk ritual adat menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk melakukan investarisasi potensi wisata budaya dalam mendukung program NTB gemilang pada sektor pariwisata.
Sejalan juga dengan Jas, Direktur Desa AMANDA, Dr Ahmad Yamin MH mengatakan, potensi wisata yang ada pada masyarakat adat dalam bentuk ritual adat dan benda-benda peninggalan dapat menjadi sarana promosi pariwisata budaya yang termuat dalam rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) dan rencana kerja pemerintah (RKP) desa yang penganggarannya dalam APBDes di desa yang memiliki masyarakat adat.
Dengan ritual adat ini diharapkan masyarakat desa dan masyarakat adat dapat membangun sinergitas dalam bentuk kesadaran bersama untuk menggali potensi-potensi desa baik hutan, kebun, sawah, ladang, peternakan, perikanan dan potensi budaya lokal serta kearifan lokal sebagai aset dalam membangun desa untuk kesejahteraan bersama.
Bang Buser BB 01